Takes at least two people to see the truth: one to speak and another to understand it

Inilah Bangsaku Inilah Indonesiaku: apakah aku harus bangga atau malu?



Kejadian luar biasa sering terjadi di bangsa ini, 350 tahun bangsa ini hidup dalam tirani

Telah banyak darah tertuang di perut ibu pertiwi, tapi aku bangga karena mereka (para pahlawan) melawan tirani besi

Hormat pada mereka yang telah urun nyawa untuk masa depan anak cucunya, karena itulah salah satu eksistensi hidup di dunia

Sejak proklamasi mulai di senandungkan dan sejak saat itu pekik merdeka mulai dibisikkan ketelinga para putra-putri bangsa

Belum selesai sampai disitu perjalanan bangsa, pemberontakan muncul di sana-sini seolah membuat bangsa ini tak pernah sepi dari aksi yang berujung derita setelah kita resmi merdeka

Hingga akhirnya berujung pada pergantian tampuk pimpinan, diganti karena terlalu lama dan asyik memimpin kata mereka yang berseberangan

Namun apakah yang terjadi? Ternyata lebih parah, selain masa2 pembangunan Negara selebihnya adalah dosa politik saja

Mulai dari munculnya tirani yang baru, mulai munculnya praktek2 memperkosa bangsa dengan korupsi, memperkaya diri sendiri dengan menyalahgunakan kekuasaan dan uang rakyat yang anehnya itu tidak dianggap tabu bahkan hampir dijadikan sebagai sebuah agama yang baru

Oh bangsaku, oh indonesiaku…

Sedikit harapan mulai muncul saat pemerintahan penuh tirani itu mulai dihancurkan dan digulingkan oleh kekuatan massa

Sempat berfikir jiwa-jiwa dan semangat keberanian para mereka yang telah gugur selama kemerdekaan akan terulang lagi

Kian lama, mulai tercium ternyata berbeda…

Mereka hanya punya keinginan untuk merubah wajah bangsa ini untuk lebih bermartabat dan dihargai
Tapi kenyataannya tak ubahnya seperti mencorengkan “tahi” ke muka ibu pertiwi

Bagaimana tidak,

1.Janji-janji kosong para wakil rakyat

2.Moral bejat para pejabat, yang sekali lagi kita harus berterima kasih dengan membengkakkan utang luar negri kita

3.Aksi-aksi berani para anak cucu ibu pertiwi yang hanya berani melawan saudaranya (tawuran, bentrok masyarakat dengan aparat, perang antar calon pemimpin yang sama-sama diragukan kepemimpinannya)
Sepertinya kebenaran memang milik MEREKA bukan milik BANGSA

4.Aksi-aksi yang patut dimasukkan dalam MUSIUM SEJARAH KELAM BANGSA: aksi pengecut, mental tempe, mau saja ditimpukin “tahi”
Berani sama saudara, keluarga, dan bangsanya sendiri, SAYA PIKIR JUGA BERANI dengan bangsa lain, EH TERNYATA ompong, takut, dan mudahnya dipermalukan

Contoh saja

a.aksi para kesatria lapangan hijau (dibuai gaji yang berjut-jut di dalam negeri, tapi tak sepadan antara muka dan prestasi MAKSUDNYA antara kemampuan dan prestasi),

b.kalah bersaing dengan tetangga yang DULU SAJA HAMPIR DIGANYANG, eh ternyata malah bangsa kita yang diganyang disana bukan hanya 1, 100, atau seribu TAPI BERIBU-RIBU TKI nasibnya tidak jelas dinegeri orang,

c.jadi sasaran ekspor barang jadi Negara-negara maju (pasar lokal mulai dijajah), Negara kita sedikit mengekspor barang jadi tapi banyak mengekspor bahan mentah (mendukung bangsa lain menjajah pasar kita dengan bahan mentah kita sendiri),

5.Lemahnya kepercayaan terhadap aparat penegak hukum, kalau hukum tidak kita percaya lantas kepada siapa kita harus percaya?
> Memang benar jika penegak hukum menjadi sarang para pelanggar hukum itu sendiri, dan masalah itu harus bisa segera diselesaikan dan tumbuhkan lagi kepercayaan

> Hukum suatu Negara hampir sama dengan Agama bagi pemeluknya dan SOP bagi para stakeholder

> Sama-sama mengatur setiap warganya, pemeluknya, atau para stakeholdernya AGAR hak dan kewajiban setiap warganya, pemeluknya atau para stakeholdernya bisa diakui untuk terciptanya suatu keharmonisan dalam suatu kesatuan

> Setiap yang melanggar akan mendapat hukuman, dan sebuah janji pasti yaitu keharmonisan, ketenangan, dan kenyamanan jika mereka mengikutinya

> Oleh karena itu peran penegak hukum dan independensi mereka sangat penting, coba pikir saja bagaimana mereka takut kalau penegak hukum bisa dibeli?, tentu mereka akan seenak sendiri, padahal hukum dibuat bukan hanya untuk kepentingan seorang individu saja dengan kata lain tidak ada yang istimewa dimuka hukum selain tujuan dari adanya hukum itu sendiri – sebagai jaminan kepastian dalam hidup berkelompok

6.Dan masih banyak lagi, itupun terjadi setiap hari hampir seperti denyut nadi
Negara besar dengan banyak kekayaan alamnya yang seharusnya berpotensi menjadi Negara kaya, tapi ada-ada saja masalahnya (disalahgunakan untuk kepentingan pribadi oleh bangsa sendiri, belum bisa dikelola bangsa sendiri, dan ditipu bangsa asing dengan perjanjian-perjanjian merugikan bangsa kita itulah salah satunya). Memang sulit memimpin kepala-kepala yang memiliki keinginan sendiri-sendiri, akan tetapi belum tentu tidak mungkin karena kepala-kepala itu HARUSNYA masih memiliki sedikit kesadaran tentang HARGA DIRI BANGSA, DAN KEKOMPAKAN SERTA KEKUATAN BESAR warisan leluhur (kehebatan majapahit menakluk banyak wilayah, kehebatan sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang disegani)

“Yah itulah bangsaku dan itulah Indonesiaku, Apakah aku harus bangga atau malu? Jujur aku malu dengan semua kenyataan gila yang hingga saat ini masih terjadi, aku malu terlebih pada diriku yang terus bertanya-tanya apa sumbangsihku dan apa yang bisa kulakukan… tapi aku juga bangga jika kenyataan ini memang benar (tentang bangsa ini masih memiliki harga diri, kekompakan dan kekuatan besar warisan leluhur) maka adalah investasi yang harus segera bisa diwujudkan sehingga manfaatnya akan cepat kita semua rasakan”

By: IUFN Crew – Pusat Kajian dan Pendalaman
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
Unknown

0 komentar: