Takes at least two people to see the truth: one to speak and another to understand it

KORUPSI: apakah itu korupsi atau karena manusia yang pintar tapi beraklak buruk?



Jauh sebelum masalah gayus tambunan mulai merebak di media masa saya pernah sekali mengutip didalam blog saya.

Quote:
Karena kalau anda menjadi pegawai anda harus siap menerima konsekuensi sebagai pegawai (negeri/swasta). Bukannya mengakali aturan untuk kepentingan pribadi ( membuat aturan untuk mendukung kepentingan pribadi, menentang aturan, mengakali dsb). Anda bisa kaya dengan menjadi pedagang atau menerapkan hidup hemat bukan sebaliknya menjadi pegawai, berlaku menyimpang, dan hidup boros.


Quote:
Kinerja Keuangan apakah bisa lebih baik dari SILPA tahun 2009 sebesar 38 Trilyun Rupiah?

Historis: Masalah Pemborosan dimana-mana, Pembuatan anggaran dengan tujuan habis dipakai dimana esensi kepentingan bagi INDONESIA BERDIKARI tidak ada, Pelanggaran-pelanggaran perpajakan

Permasalahan:
Tentunya bagi para praktisi bahkan akademisi angka SILPA tahun 2009 sebesar 38 T adalah angka yang sangat besar. Tapi apakah angka seharusnya sebesar itu jika tidak ada usaha pemanfaatan dan penyalahgunaan yang dipayungi hukum (dalam hal esensi, efektivitas, dan efisiensi) dalam hal penyusunan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran serta usaha-usaha pelanggaran2 yang lain. Ingat hutang kita sebesar 1618,236 Trilyun Rupiah.


4 Pengertian awal
Korupsi adalah menggunakan uang rakyat untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain.
Uang rakyat adalah kekayaan Negara yang berasal dari rakyatnya dan akan digunakan untuk kemakmuran rakyatnya.
Orang pintar adalah orang yang memahami seluk beluk suatu instansi sistem informasi dan sistem pengendalian yang ada didalamnya.
Orang yang beraklak buruk adalah orang yang mengetahui adanya penyakit (kelemahan) dalam suatu instansi tetapi membiarkannya begitu saja.

Potensi Kasus
1.Masalah Pajak
> Self assessment system (menentukan besar pajak sendiri): mekanisme, pengecilan jumlah pajak dengan cara yang illegal TAPI SMART akibatnya wajib pajak membayar pajak ke Negara dengan jumlah lebih rendah dari yang seharusnya + membayar fee sebagai pengecilan jumlah pajak secara ILEGAL
> DLL sangat banyak, rentan dan complicated (karena Negara ini pendapatan terbesar masih tergantung dari PAJAK bukan DEVISA)

2.Penyusunan Anggaran
> Disektor publik yang menggunakan sistem anggaran, banyaknya manipulasi2 anggaran (dilaporkan habis TEPAT PAKAI padahal masih ada selisih lebih karena kepintaran (kerja sama dengan banyak pihak) pembuat anggaran)).
> Anggaran yang seharusnya tidak dibuat karena tidak ada efek positif yang SIGNIFIKAN tetapi diadakan.

Solusi
> Pembuktian Terbalik
>Pembenahan Aklak (jika ingin kaya jadilah pedagang jangan jadi pegawai, karena Negara ini butuh banyak pencipta lapangan kerja / pedagang / orang2 yang mandiri untuk bisa mengentaskan masalah yang sama yang selama ini dari tahun ke tahun sering terjadi)
Karena kalau anda menjadi pegawai anda harus siap menerima konsekuensi sebagai pegawai (negeri/swasta). Bukannya mengakali aturan untuk kepentingan pribadi ( membuat aturan untuk mendukung kepentingan pribadi, menentang aturan, mengakali dsb). Anda bisa kaya dengan menjadi pedagang atau menerapkan hidup hemat bukan sebaliknya menjadi pegawai, berlaku menyimpang, dan hidup boros.

Jadi Perilaku2 menyimpang yang dilakukan aparat Negara adalah perilaku korupsi jika terbukti memperkaya diri sendiri ataupun orang lain. Itu semua karena mereka TERLALU PINTAR TAPI TIDAK BERAKLAK (mereka ingin kaya dengan jadi pegawai, padahal mereka ORANG PINTAR yang seharusnya tahu kalau jadi pegawai mereka harus mau menerima penghasilan sesuai ketentuan, TETAPI SEKALI LAGI MEREKA TAK BERAKLAK sehingga melakukan banyak penyimpangan).

INGAT BUNG KALAU JADI PEGAWAI INGIN KAYA ITU DENGAN HIDUP HEMAT DAN PEMILIHAN INVESTASI YANG BRILIANT BUKAN SEBALIKNYA DAN MENGAMBIL YANG TIDAK SEHARUSNYA DITERIMA.
Nilai dari seseorang itu di tentukan dari keberaniannya memikul tanggungjawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
Unknown

0 komentar: